All My Style

Namanya . . . 

Mungkin sebagian dari Anda bertanya, kenapa blog ini saya kasih nama 'si gundul' berkisah . . . .', kayak nggak ada nama lain aja. Nama yang aneh bukan? Memang, dan beberapa teman saya pun menjadikannya sebagai lelucon.
Tak masalah bagi saya, karena bukan judulnya yang penting, tapi isinya.Ibarat pepatah, don't judge a book by its cover, jangan menilai blog saya hanya dari namanya.
Mungkin memang namanya memang terdengar aneh, konyol atau jelek malah. Tapi tak apalah. Yang penting, saya selalu berusaha membuat postingan-postingan yang bermutu dan bermanfaat.

Judulnya . . .

Mungkin juga Anda berpikir juga bahwa judul dari postingan saya aneh-aneh, nggak begitu nyambung antara judul dengan isi. Lihat judulnya, kirain ngebahas apaan, tahunya ngebahas gituan (lho? maksudnya, ngebahas hal lain yang nggak disangka).
Jujur saja, pemilihan judul yang menarik atau unik (mungkin, lebih adil kalau saya bilang aneh) akan membuat para calon pembaca menjadi tertarik, dan siapa tahu bakalan ada yang mampir.
Ibarat orang berjualan makanan. Meski sebenarnya makanannya biasa, kalau namanya unik (atau aneh), ada kemungkinan lebih besar untuk membuat orang yang lewat menjadi tertarik untuk mampir, atau setidaknya sekedar ingin tahu 'makanan apaan sih, kok namanya aneh'. Yup, trik dagang inilah yang saya coba aplikasikan di blog ini.

Isinya . . . 

Seperti yang saya bilang tadi, meski nama blog dan judul postingannya aneh-aneh, tidak demikian dengan isinya. Saya membuat isi postingan ini dengan serius (kecuali postingan-postingan awal yang memang ditulis saat saya masih amatiran).

Dan terlebih lagi, nggak asal comot artikel orang, dicopas seenaknya (bahkan tanpa editan) dengan tanpa mencantumkan sumber/linkback. Maaf kalau ada yang tersinggung, namun saya hanya mengatakan apa adanya. Beberapa blogger memang melakukannya (bahkan beberapa yang sudah punya domain sendiri pun melakukannya dengan terang-terangan), dan maaf, sekali lagi maaf, saya tidak suka yang seperti itu. Melakukan hal seperti itu sama saja dengan tidak menghargai banyak hal.  

Pertama, tentu tidak menghargai si pembuat artikel yang menjadi korban copas tak bertanggung jawab. Bikin artikel susah-susah, eh maen copas aja. Untung-untung kalo ijin. Lha ini kagak.   Apalagi kalau yang nggak pakai cantumin link.
Kalaulah emang butuh artikel orang, paling gak ijin dulu lah (meskipun tanpa ijin pun nggak ada sanksinya). Sopan dikit kenapa. Mengutip kata-kata bung Enigma, "Tidak ada salahnya kan mencantumkan sumber dan linkback. Hal ini tidak akan merusak reputasi anda, cuma merusak ego anda". Parahnya lagi, banyak yang bener-bener copas, tanpa ada edit, atau merubah kata-katanya sedikit gitu lah.

Ini nih, yang kedua. Tidak menghargai otak sendiri. Apakah sebegitu parahnya, sampai-sampai nggak bisa ngedit artikel orang (paling nggak, kalau nyontek, ubahlah kata-katanya sedikit, jangan sama persis). Ayolah, Allah memberi kita otak untuk berpikir. Kalau Anda nggak mampu berpikir untuk membuat artikel seperti apa, juga nggak mampu berpikir untuk bagaimana caranya ijin pada si empunya artikel, paling tidak, gunakanlah otak Anda untuk berpikir bagaimana caranya supaya nggak keliatan banget kalau copas (bahkan ketika sumber yang di-copas ada salah ketik, copas-er pun samasekali tidak melakukan editinya, salah ketikan yang muncul pun benar-benar sama). Maaf kalau kata-kata saya kasar.

Saya, jujur saya, bukan copas-er yang seperti itu. Semua artikel saya benar-benar saya ketik mulai dari nol. Hanya bagian-bagian tertentu baru saya copas dari sumber lain (semisal potongan ayat Al-Quran; potongan hadits; profil atau fakta singkat tentang sesuatu yang saya bahas --> copas dari wikipedia; serta kutipan kata-kata bijak ataupun sekedar komentar dari sesama blogger). Dan itupun saya sertakan backlink ke situs rujukan bersangkutan.
Kalau potongan ayat Al Quran atau potongan hadits, memang saya nggak selalu kasih backlink, karena itu tidak termasuk dalam hak cipta manusia (si penulis blog). Dan lagi, memang banyak orang lain yang juga menggunakan potongan ayat atau potongan hadits yang sama. Toh semua pembaca juga bisa langsung memverifikasi keabsahannya. Saya memang beberapa kali mengambil potongan ayat/hadits dari blog lain, tapi artikel yang saya tulis tetap beda dong, selalu orisinil.

Kalau Anda mau copas artikel saya sih silahkan saja. Saya nggak melarang kok.

Gaya Penulisannya . . .

Di sini saya mencoba menyampaikan sesuatu secara blak-blakan saja (meski kadang banyak basa-basi atau pembukaan yang terlalu panjang). Itulah gaya saya. Saya kalau suka bilang suka, kalau benci bilang benci, asal tetap ada penjelasan rasional (atau kadang, pembelaan diri yang terlalu memaksa).

Mungkin kadang ada kata-kata atau kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian. Mohon maaf sebelumnya. Itu hanya opini saya pribadi, bukan bermaksud untuk memprovokasi atau menyudutkan pihak tertentu.Sangat subjektif memang, karena blog ini memang merupakan sarana saya mengekspresikan pandangan terhadap suatu hal.
Anda tidak setuju? Terserah, toh artikel saya bukan untuk disetujui atau tidak, silahkan berkomentar sesuka Anda.
Sekali lagi, blog ini hanya merupakan refleksi dari pendapat/opini pribadi saya.

Topiknya . . .

Kebanyakan yang saya tulis adalah pengalaman pribadi. Atau hal-hal yang pernah saya renungkan. Atau pandangan saya terhadap beberapa fenomena yang terjadi. Kalau Anda memang ingin mendebat opini saya, silahkan saja.
Kalau materi keagamaan, sebatas yang saya tahu, dan yang sudah saya amalkan. Anda nggak akan menemukan topik keagamaan 'kelas berat' di sini. Ilmu saya belum sampai, atau amalannya belum mampu saya kerjakan. Kalau saya menuliskan yang belum saya amalkan, saya kuatir itu cuma jadi omong kosong doang tanpa ada bukti. Kalaupun ada topik 'kelas berat' yang di luar kemampuan amalan yang saya pernah lakukan, itu kemungkinan besar hanyalah bahan untuk direnungkan saja.
Ada beberapa tips, itupun sebatas yang saya pernah lakukan langsung. Manjur atau nggak, saya nggak berani jamin, tapi apa salahnya dicoba. Yang jelas, saya nggak pernah copas tips-tips dari internet.
Saya sebisa mungkin menghindari topik yang kontroversial, apalagi yang menyangkut isu-isu SARA. Saya tidak terlalu suka memperdebatkan masalah yang berpotensi menimbulkan pertengkaran atau kebencian dalam bentuk apapun dan sekecil apapun. Jadi kalau ada postingan yang menurut Anda berpotensi menyulut kebencian, tolong ingatkan saya.

Tapi sekali lagi, kalau Anda hanya ingin mendebat tulisan-tulisan saya, mengkritisi, memberi pandangan dari sisi lain, atau numpang berpendapat, silahkan saja   :)

----------------------------------------------------------

Tulisan ini saya buat dengan ketulusan niat,
untuk berbagi ilmu, walau hanya satu ayat,
juga untuk menebar inspirasi, meski hanya satu kalimat,
kalau-kalau ada hikmah yang bisa dipetik setelah dibaca dengan khidmat,
kadang ada pengalaman untuk dikisahkan, meski cuma kisah singkat.
kalaulah kita beda opini, bolehlah ajak saya berdebat,
ketika kepala terasa penat, setidaknya bisa jadi tempat numpang curhat
dan semoga bisa menjadi tempat menambah sahabat :)