Only Slightly Better Than The Rest

Jadi ini bermula dari suatu percakapan normal pada siang hari di kantor. Sedikit banyak menyinggung (maksudnya, membahas, bukan membuat tersinggung) tentang saya dan skill yang saya miliki. Saya orangnya hobi menggambar dari kecil, khususnya margasatwa. Dan bisa menggunakan aplikasi desain grafis macam Corel dan Photoshop. Jadi kadang diminta tolong untuk mendesain pamflet, spanduk dan semacamnya di kantor. Ada yang bilang penulis jago desain (Ge-eR), tapi pada kenyataannya enggak juga sih. Sebenarnya penulis cuma sekedar BISA menggunakan aplikasi tadi, ditambah punya imajinasi yang kadang di luar batas wajar, jadi deh. Tapi kalau dibilang hebat? Nanti dulu, karena sebenarnya semua orang pun bisa mendesain, kalau bisa menggunakan tool yang ada. Ibarat mengetik menggunakan Ms. Word, di mata seseorang yang cuma bisa pakai mesin ketik jadul, ya terlihat hebat. Tapi kalau sudah tahu caranya, anak SD pun bisa.

Dan penulis tadi mendapatkan kalimat yang tepat menggambarkan kondisi itu dari seorang teman. Katanya "ketika kamu terlihat menonjol dalam suatu hal, bisa jadi itu bukan karena kamu yang hebat, bisa jadi karena hanya karena ngga ada orang lain yang bisa melakukan itu di sekitarmu"
 
Bener banget, dan ini berlaku di hampir semua tempat dan kondisi. Misalkan di kantor, Anda termasuk yang jago main futsal, tapi kalau dibawa ke SSB, maka Anda akan terlihat biasa saja, bahkan munkin skill Anda kalah dengan anak kelas 3 SD. Atau ada yang di rumah terlihat paling pintar memasak, namun ketika diadu dengan masakan orang lain, masih kalah. Semuanya relatif. bergantung 'lawan' main di lingkungan kita. 
 
Kalau penulis ibaratkan dengan rantai makanan di alam bebas, setiap tempat pasti punya predator puncak. Namun ketika dibawa ke tempat lain, maka bisa jadi predator puncak di suatu ekosistem malah menjadi mangsa di ekosiste lain, tergantung keberadaan predator lainnya. Kalau di lingkungan kolam, mungkin seekor ular air merupakan predator puncak, namun ketika dia pindah ke rawa-rawa, bisa jadi dia bakal kalah dengan buaya atau ular piton yang lebih besar. Di ekosistem laut di tepi pantai, mungkin ikan kerapu menjadi pemangsa utama. Namun di laut lepas, dia akan kalah dengan hiu putih besar.

Jika kadang kita merasa hebat danmulai sombong, ingatlah bahwa di atas langit masih ada langit.Apalagi kalau kemampuan kita cuma selevel langit-langit, nggak ada pantas-pantasnya lah untuk sombong.
Omong-omong soal skill, penulis pun sebenarnya sempat mikir, apa nggak salah jurusan ya paskuliah dulu...harusnya milih desain grafis barangkali... Namun berkat kalimat dari rekan penulis tadi, penulis jadi berpikir ulang. Bisa jadi kalau penulis terjun di lingkungan desainer, malah kentara kalau kemampuan pas-pasan, malah stres nantinya kalah mulu. Impian desainer grafis? Nanti dulu, sepertinya lebih baik nikmati aja di sini, di lingkungan sana belum tentu akan ada yang bilang kamu hebat.

Di sisi lain, ini bisa jadi tips untuk tampak hebat dalam salah satu bidang. Pick your opponent wisely, and you'll easily be the winner. Ketika kita bersaing di lingkungan yang jarang predator (alias orang hebat dalam hal tertentu), maka ketika kita memiliki kemampuan dalam satu bidang tersebut, meski cuma sedikit di atas rata-rata, maka kita bisa terlihat hebat. Tentu saja, cheat ini nggak berlaku ketika ada 'predator' lain yang ikut nimbrung di 'kolam' kita. Maka, tips untuk benar-benar menjadi hebat adalah dengan meningkatkan kemampuan diri, bukan dengan memilih 'lawan' yang lemah agar tampak kuat. Sekian

Komentar