Kasasi: Tentang Qana'ah

Materi Kakasi siang ini adalah tentang sifat Qana'ah. Apa itu sifat qona'ah?
Qana'ah ialah sikap ridho dengan apa yang Allah tetapkan pada dirinya (baik itu rizqi, jabatan, ilmu, kemampuan diri, dan sebagainya); dan dengan keridhoan tersebut, tidak lagi berharap pemberian dari yang selain Allah SWT. Lalu apa lagi?
Berikut yang dapat penulis catat dari kajian siang tadi:

  • qana'ah itu ridho dengan ketetapan Allah pada dirinya, namun bukan brarti tidak ikhtiar. Orang yang qana'ah akan terus berikhtiar untuk mendapatkan hasil yang terbaik yang diinginkan. Perkara hasilnya tidak sesuai harapan, ia menyadari bahwa itulah ketetapan dari Allah yang terbaik untuk dirinya. Jadi bukan diem aja nggak cari rizki, misalnya. Tetap berusaha, namun apapun hasil usaha tersebut, dia menerima dan meyakini itulah yang terbaik
  • kebalikan sifat qana'ah ialah sifat tamak; yakni.tidak merasa cukup dengan pemberian Allah dan berharap pemberian dari selain Allah, terutama manusia
  • qana'ah letaknya di hati; meski demikian, sifat tersebut akan nampak pada perbuatan yang bersangkutan. Orang yang memiliki sifat qanaah tuh tidak memiliki hasud, yakni tidak senang jika orang lain mendapat kenikmata. Tetangga punya motor baru, bawaannya gatel aja. Temen di kantor naik pangkat, bawaannya risih aja. Yang seperti itu tuh. . . Hayooo, jangan sampai kita memiliki sifat hasud lho yaaa. . . 
  • orang qona'ah juga tidak akan merasa kecewa ketika hal-hal terjadi tidak sesuai dengan keinginannya. Ketika hati sudah ridho dengan keputusan Allah dan tak lagi berharap pada manusia, apa lagi yang bisa membuat kecewa? Itu yang membuat orang qona'ah berbeda dengan orang yang tamak, karena orang tamak berharap balasan dari manusia, dan ketika manusia tersebut tidak dapat memenuhi harapannya, maka ia akan kecewa. 
  • kata Imam Syafi'i, rizqimu tidak akan terlewat meski kamu santai, dan tidak akan bertambah pula rizqimu meski sudah ngoyo, kalau memang bukan rizqimu. Tentu, kita nggak tahu, rizki kita yang bakalan datang dari mana, makanya kita harus tetap bergerak menjemput rizqi kita. Masih kata Imam Syafi'i, orang qona'ah itu ibarat raja dunia, karena dia tidak berharap pemberian manusia, ia sudah merasa cukup dengan pemberian Allah. Dan orang yang tamak diibaratkan bermental hamba, yang senantiasa berharap pada tuannya
Bagaimana cara kita untuk melatih sifat qana'ah dalam diri kita? Pemateri memberikan beberapa tips berikut:
  1. jangan biasakan menuruti syahwat, karena kalau keseringan diturutin, maka kita bakal jadi budak nafsu. Hal-hal yang enak, meskipun itu halal, kalau keterusan akan membuat kita ketagihan dan nggak enak kalau nggak mendapatkan hal yang diinginkan tersebut.
  2. kalaupun kita mendapat rizqi yang enak-enak, tanamkan dalam hati bahwa itu pemberian Allah, bukan karena upaya kita dalam mengejarnya. Bukiankah memang semua itu pemberian Allah?
  3. jangan berlebihan untuk urusan kebtuhan diri. Orang yang memiliki banyak harta yang berlebihan belum tentu beruntung. Melainkan, orang uang beruntung itu ialah orang yang rizqinya pas dengan kebutuhannya. Istilahnya orang pas-pasan. Pas butuh buat cicilan motor, pas rizkinya ada. Pas butuh buat modal nikah, pas rizkinya ada. Pas butuh buat berobat, pas rizkinya ada. Pas butuh buat sekolahin anak, pas rizkinya ada.
Dikisahkan, kelak akan ada umat Nabi Muhammad SAW yang begitu cepat melewati sirath seolah mereka punya sayap dan terbang begitu cepat dengannya;mereka adalah orang-orang yang malu untuk bermaksiat bahkan di saat khalwat/sepi, dan selalu ridho dengan pemberian Allah meski sedikit.

Demikian postingan kali ini. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk dalam golongan tersebut, aamiin . . .

Komentar