Well... Pretty Much Indonesia

Kita mungkin sering melihat yang seperti ini. Rambu-rambu larangan yang dilanggar tepat di situ juga
motor dilarang parkir di sini. Iya, di siniii . . .

Indonesia sekali bukan?

Bahkan saking Indonesianya, kita hampir selalu melakukannya. Dan hampir setiap kali melihat larangan serupa, akan timbul 'hasrat' untuk melanggarnya. Ya nggak? Hayo ngaku!
Eh, saya nggak gitu kok, kata sebagian pembaca.
Ya, tentu tidak semua, tapi rasa-rasanya lebih banyak lagi yang setuju, kan?

Jadi begini, ada beberapa hal yang penulis dapat komentari terkait hal ini.
Pertama, kebiasaan buruk memang susah dihilangkan. Namun bukan tidak mungkin. Tergantung kemauan dari kita untuk memperbaiki diri. Jika kita termasuk orang-orang yang suka 'melawan' aturan seperti ini, bias jadi ada bibit-bibit perusak dalam diri kita. Bisa jadi kita tidak termasuk orang yang suka mengadakan perbaikan (dalam artian apapun).
Kedua, aturan atau konsensus bersama yang dibuat oleh manusia, ditujukan agar ditaati oleh sesama manusia. Nah, kalau ada yang tidak menaati aturan tersebut, apakah dia memang menganggap dirinya bukan manusia?
Ketiga, penulis melihat kejadian ini di kampus STAN. Sebagai alumni STAN juga, penulis ingin mengingatkan saja, kepada rekan-rekan di sana. Kan kita di STAN diajari menajdi abdi negara yang menegakkan aturan negara. Hal-hal kecil seperti ini cobalah kita jadi kan 'latihan' untuk menaati peraturan. Kan nanti jadi penegak aturan, masak masih melanggar aturan, dong?! Memang, hal semacam ini sering dianggap remeh dan bisa terjadi di mana saja. Tapi di kampus STAN, jangan terjadi lagi lah ya?

Apa sih pentingnya ngeributin parkiran, begitu mungkin pikir sebagian pembaca. 
Memang nggak penting, tapi kalau pembiaran ini terus dilakukan, sampai kapan kita terbiasa mentolerir pelanggaran terhadap peraturan? Hal-hal besar selalu dimulai dari hal kecil, baik baik maupun buruk. Membiasakan diri menaati peraturan, meski yang remeh seperti ini, insyaAllah akan membuat kita terbiasa menaati peraturan, sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Sebaliknya, kebiasaan melanggar peraturan, meski yang remeh seperti ini, insyaAllah akan membuat kita terbiasa melanggar peraturan, sampai ke tingkat yang lebih tinggi.Wallahu'alam bish showab, semoga ada manfaatnya.

Komentar