Tentang Dakwah

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh
Kali ini penulis mencoba merangkum beberapa ilmu yang sempat didapatkan yang terkait dengan dakwah dalam artikel bertema "Tahukah Anda". Yuk mari disimak:
  • dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim, berdasarkan Al-Qur'an dan Al Hadits. Allah SWT berfirman: 
    "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran [3] : 104).  (mengenai beberapa dalil lain lihat di sini, juga di postingan saya sebelumnya di sini)
  • da'i adalah julukan bagi orang berdakwah, jadi seharusnya setiap muslim adalah da'i, bukan cuma yang nongol di TV membawakan acara siraman rohani
  • tujuan dakwah adalah untuk menguatkan keimanan diri sendiri, bukan untuk menguatkan keimanan orang lain, karena masalah keimanan dan hidayah, itu hak prerogatif Allah. Kita hanya bertugas menyampaikan masalah keEsaan Allah, masalah kebenaran Al-Qur'an, Al Hadits, kenabian Nabi Muhammad, kemuliaan ajaran Islam, dan lain-lain, namun hanya Allah yang bisa memberikan hidayah keimanan bagi orang tersebut. Dakwah adalah ikhtiar kita, namun masalah keimanan orang tersebut, kita hanya bisa mendoakan.
    Jangan niatkan berdakwah untuk memperbaiki iman orang lain, karena dikhawatirkan hal itu membawa perasaan bahwa kita lebih baik dari orang tersebut, dan itu termasuk kesombongan. Inget, kesombongan membawa kepada neraka, jadi kita juga mesti berhati-hati dalam meluruskan niat berdakwah kita :)
  • Islam adalah milik Allah. Dengan atau tanpa kita, Allah akan mentakdirkan Islam kembali bangkit meski sekarang tengah terpuruk. Tanpa kita terjun dalam dunia dakwah pun, itu akan terjadi kelak. Masalahnya adalah, apakah kita mau terlibat dalam kebangkitan Islam atau tidak. Mengingat dakwah adalah perkara wajib, maka justru kita yang rugi jika tak berdakwah. Ingat, bukan dakwah yang butuh kita, tapi kita yang butuh dakwah demi menambah amal ibadah kita (jangan lupa, niatkan untuk memperbaiki keimanan diri sendiri, bukan untuk sok-sok memperbaiki orang lain)
  • Dakwah tak melulu dengan berdiri di atas mimbar, tak melulu di hadapan banyak orang. Sekedar mengingatkan teman untuk berhenti menggunjing, atau sekedar mengajak teman untuk sholat ketika adzan berkumandang, juga termasuk bagian dari dakwah. Jadi nggak ada alasan untuk berkata "ah, ilmu saya belum seberapa". Bukankah Rasulullah bersabda Baliighu  annii walau ayyah (sampaikanlah walau 1 ayat).
Ada yang ogah ikut berdakwah dengan berprinsip bahwa "saya kan nggak sempurna, nggak pantes ah buat berdakwah".  Nah, ini nggak tepat kawan. Sekarang bayangkan, kalo mesti menunggu sempurna, kira-kira ada nggak yang bakal berdakwah? Bisa jadi nggak ada, kan nggak ada manusia sempurna selain Baginda Rasulullah SAW. Nah kalo kita menunggu untuk sempurna, sementara nggak mungkin melakukannya, trus nggak ada yang berdakwah dong? Imam Hasan Al Basri pernah mengatakan:
“Apabila aku menasihati kamu bukanlah artinya aku ini yang terbaik di kalangan kamu, bukan juga yang paling sholeh di kalangan kamu, karena aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya boleh menyampaikan dakwah apabila dia telah sempurna, niscaya tidak akan ada pendakwah, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan.” (versi lengkapnya bisa dilihat di sini, atau di sini). Nah, logikanya masuk kan?

Jadi sebenarnya nggak ada alasan untuk ngeles kan? Yuk sama-sama mengambil peran dalam dakwah di lingkungan kita masing-masing :)

Komentar