Diiriin Orang Lain? Bersyukurlah . . .

Judulnya aneh, mungkin begitu pikir sebagian pembaca. Tapi coba lupakan sejenak judul di atas. Coba ingat-ingat sejenak. Ada kalanya, seseorang iri padakita, dan kemudian tingkahnya nyolot mulu. Mugkin juga dia nggak nyolot di depan kita, tapi menggunjing di belakang punggung ketika kita nggak ada.

Mungkin reaksi kita pada umumnya jika menghadapi situasi seperti ini adalah dongkol. Tapi pernah nggak terpikir, bahwa seharusnya kita bersyukur kalo ada orang yang iri sama kita?
Karena ketika dia iri pada kita, berarti ada satu kelebihan pada kita yang tidak dimilikinya, sehingga dia jadi iri. Nah, maka wajar bukan, kalau kita harus lebih bersyukur atas segala kelebihan dan kenikmatan yang kita miliki-yang mana tidak dimiliki orang lain, yang menjadikannya iri pada kita?

Tentu bukan cuma sekedar mengucap alhamdulillah, tapi kalau bisa, berbagi kelebihan/kenikmatan tersebut dengannya. Misalnya ada kelebihan rizki, ya berbagilah, syukuran kecil-kecilan atau sekedar traktiran. Kalau punya kelebihan ilmu, ya sudilah kiranya berbagi ilmu. Dan sebagainya. Insya Allah kalau sikap kita seperti itu, si iri hati pun akan berubah-malah bisa jadi mendoakan kita agar senantiasa mendapat kenikmatan-supaya bisa berbagi, setidaknya.

Tentu, ini juga bisa jadi bahan koreksi diri, barangkali dulu kita terlalu 'pelit' ketika mendapat (ujuan) berupa (sesuatu yang dipandang orang lain sebagai) kenikmatan (duniawi, terutama). Barangkali karena itulah dia jadi si iri hati, si penggunjing, atau semacamnya lah. Toh justru lebih baik bagi kita untuk membalas keburukan orang lain dengan kebaikan, kan?
So, diiriin orang? Syukurin aja :D

Komentar