Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Harusnya Kita Peduli, Bukan Mencaci

Gambar
Islam merupakan agama yang penuh dengan kepedulian. Lihat saja dalam sholat, ketika sholat berakhir, kita mengucapkan "assalamu'alaikum waromhatullahi wabarokatuh" sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, menyimbolkan bahwa Islam harusnya menebarkan salam keselamatan. Ketika ada saudara kita yang bersin dan mengucapkan "alhamdulillah", kita merespon dengan "yarhakumullah". Jika dalam hal-hal yang nampak sederhana seperti itu saja kita harus peduli, apalagi dengan hal-hal yang lebih besar. Saat ini, saudara-saudara kita di Mesir sedang terdzolimi oleh musuh-musuh Islam yang tak bisa tenang karena semangat kebangkitan Islam yang dibawa oleh Presiden sah, Mahmoud Moursy. Mereka yang konsisten dengan aksi damai tanapa senjata dan perlawanan, terus menerus dibantai, disiksa dan ditindas oleh rezim biadab as sisi dan antek-anteknya. Media massa diberangus agar tak bisa memberitakan kebenaran, yang ada hanyalah berita 'resmi' dari para pembuat makar, y

Tips: Agar Semangat Ramadhan Tidak Luntur

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian. Bagaimana kabarnya? Baik kan? Alhamdulillah deh kalo gitu. OK, kali ini penulis mau berbagi ilmu sedikit tentang tips supaya semangat ibadah kita pas Ramadhan kemarin nggak luntur. Mengingat fitroh keimanan manusia yang 'naik turun seperti ombak di lautan', maka selalu ada kemungkinan terjadinya penurunan keimanan kita setelah melewati masa Ramadhan. Berikut tips yang penulis dapatkan dari kajian rutin ba'da dzuhur di masjid kantor: tekad kuat untuk beramal terus menerus, meski sedikit. Bukankah Allah paling suka dengan amalan yang kontinyu, meski sedikit-sedikit (apalagi banyak)? Mungkin sangat jauh bagi kita kalau harus mencontoh amalan Rasulullah Muhammad SAW, misalnya qiyamul lail sampai kaki bengkak karena panjangnya surat yang dibaca, namun kita bisa mencontoh perilaku para sahabat yang memiliki amalan unggulan. Misalnya sahabat Bilal yang rutin melakukan sholat 2 rokaat setelah berwudhu sikap yang baik membutuhkan bi'ah/

Hikayat Kupat

Gambar
Assalamu'alaikum Pembaca sekalian, bagaimana sasana lebaran di kampung? Atau ada yang nggek sempat pulkam? Nggak pa pa, yang penting silaturahim tetap terjaga. Bicara soal lebaran, rasanya nggak lengkap kalau nggak bicara tentang ketupat, atau kupat dalam bahasa Jawa. Ketupat merupakan salah satu menu khas bulan Syawal bagi masyarakat muslim di Indonesia dan beberapa negara lainnya di kawasan ASEAN. Bahkan di beberapa tempat, ada tradisi bernama " Riyoyo Kupat " atau Lebaran Ketupat, dirayakan pada tanggal 7 Syawal, dimana masyarakat mengadakan selamatan dan ater-ater ketupat kepada kerabat dan tetangga (kebetulan, meski di lingkungan penulis ada yang merayakannya, keluarga penulis nggak ikutan sih - males bikin ketupatnya xp). Namun tahukan pembaca sekalian, bagaimana filosofi yang ada di balik kupat tersebut? Yuk kita bahas bersama . . . Ketupat ( Sumber) Ketupat dalam bahasa Jawa disebut kupat, bisa jadi merupakan akronim dari kata-kata " ngaKU lePAT "

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

Gambar
Taqabbalallahu minna wa minkum, waghafarallau lana walakum [semoga Allah menerima semoga Allah menerima (ibadah) kami dan (ibadah) kalian, dan semoga Allah mengampuni saya dan kalian]. Alhamdulillah, setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan, tibalah kita di hari kemenangan ini. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dari Allah SWT di hari yang fitri ini. Semoga semangat ibadah yang begitu menggebu di bulan Ramadhan kemarin tetap bertahan hingga 11 bulan ke depan. Semoga kita termasuk orang yang saling memaafkan di hari yang suci ini agar diri ini kembali suci bagai bayi yang baru lahir. Selamat berkumpul bersama keluarga, Pembaca sekalian :)  *Baca juga: http://www.bersamadakwah.com/2013/08/ucapan-idul-fitri-yang-sesuai-tuntunan.html