Obat Anti Galau

Ada yang bilang, galau lagi tren sekarang. Lihat aja ke situs jejaring sosial, dan hitung berapa banyak teman Anda yang meng-update status galau. Mau ujian semester dan belum belajar, galau. Kuliah nggak pulang-pulang padahal ada janjian ama temen, galau. Dapet tugas di kantor terus disuruh lembur, galau. Cuaca mendung dan gak bawa payung, galau. Belum nikah tapi udah telat 3 bulan, galau, salah sendiri nggak nikah-nikah. Tapi pembaca sekalian jangan tanya siapa yang mencetuskan ide alay 'galau lagi tren' yang jadi populer itu, saya juga nggak tahu.

Omong-omong, apakah ada di antara pembaca sekalian yang lagi galau? Taraaa . . . Saya punya solusinya, saya punya obat anti galau. Tapi bukan dengan kartu operator seluler yang bintang iklannya lucu itu. Meski saya pakai kartu dari provider itu, postingan ini bukan postingan promosi kok. Silahkan lanjutin dulu baca artikel ini.

Jadi begini, coba pembaca sekalian ambil mushaf masing-masing. Kalo nggak ada boleh pinjem kok, atau pakai aplikasi Al-Qur'an untuk Java. Cari surat ke tiga belas, alias surat Ar-Ra'du. Ayat 28. Udah ketemu? Coba baca terjemahannya. Udah? Eh, ada yang belum dapat mushaf atau Java Qur'an? Yaudah deh, sini saya tulisin terjemahan ayat tadi :
"...orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'du ayat 28)

Mengingat Allah, atau dzikrullah. Itulah yang saya maksud obat anti galau tadi, nggak pakai unsur promosi operator kan? Dzikrullah sendiri, memiliki dua makna. Yang pertama adalah dzikrullah dengan arti 'mengingat Allah'. Dan yang kedua, dzikrullah dengan makna 'menyebut Allah melalui Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya, serta bukti-bukti keagungan dan kemuliaan-Nya'. Nah, kedua makna ini harus kita penuhi, karena sama-sama penting. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati". (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779).

Nah, mau nggak, kita disamakan dengan orang mati? Nggak mau, kan? Makanya ayo kita perbanyak dzikir. Baik secara baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat; yaitu waktu, bilangannya dan caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan) maupun yang bersifat muthlaq (yaitu dzikir di setiap waktu, tempat dan keadaan baik berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh 'A`isyah bahwa Rasulullah berdzikir di setiap keadaan - kecuali di tempat najis seperti di kamar mandi). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.(QS Al-Ahzab ayat 41-42)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali Imron ayat 190-191)

Fleksibel bukan? Bahkan sambil duduk-duduk, kita bisa berdzikir. Sambil tiduran pun boleh. Sambil melihat langit, bintang, awan, matahari (jangan lama-lama, ntar matanya sakit), tumbuhan, hewan, semua ciptaan-Nya yang lain, kita bisa lakukan sambil berdzikir. Bahkan kalau dilihat lebih dalam, seluruh ibadah wajib pun juga mencakup dzikir di lamanya. Sholat, seluruh bacaannya adalah dzikir. Puasa dan berhaji, juga dipenuhi dzikir. Ditambah lagi, dzikir juga mampu menutup kekurangan-kekurangan dalam ibadah kita yang lain.
Dari Abdullah Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah (terasa) banyak bagiku (sehingga aku takut tidak bisa memenuhinya), maka beritahukan kepadaku sesuatu (amalan) yang dapat aku jadikan sebagai pegangan (yang bisa menutup kekurangan-kekuranganku)! Beliau bersabda: “Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Masih kurang ampuh gimana lagi coba? Udah bisa untuk menenangkan hati dan mengusir galau, membuat kita makin dekat dengan Allah, bikin kita masuk golongan orang berakal, trus berpahala dan mampu 'menambal' kekurang-sempurnaan ibadah kita lagi. Sudah cukup banyak manfaat dan keutamaan dzikir yang kita bahas kali ini. Tunggu apa lagi? Yuk kita basahkan lisan kita dengan ucapan dzikir secara kontinyu. Insya Allah lebih dari manjur untuk sekedar obat anti galau :D

*sumber rujukan :
- mentoring Kamis pekan lalu
- http://wawasanislam.com/kajian/pentingnya-dzikrullah/
- http://inspirasiislami.com/index.php/2012/02/tidak-berdzikir-berarti-mati/
- http://inspirasiislami.com/index.php/2012/02/rambu-rambu-berdzikir/
- http://fdawj.atspace.org/awwb/th3/29.htm

Komentar