Ke Pameran Flona (Lagi)

Ahad kemarin, saya ke pameran flona lagi bareng Choi dan Mas Halim. Berangkat agak siang sebelum dzuhur, kami lumayan puas berkeliling di sana melihat-lihat berbagai flora fauna yang ada. Dan sekali lagi, saya membeli beberapa sukulen murah yang masing-masing diberandol lima ribuan (IDR lo ya, bukan USD). Setelah berkeliling ke beberapa stand dan kebingungan memilih, tentunya :D
Ini dia penampakan mereka :

Thia si Haworthia yang murah hati, rela berbagi pot dengan tanaman lain

Yang pertama, adalah Haworthia turgida , tapi saya nggak tahu dia varian yang apa, beberapa sumber di internet menyebut ini var subrecta, tapi kok yang subrecta, modelnya macem-macem, nggak cuman gini doang. Mungkin dia emang kultivar hasil biakan manusia, jadi macem-macem. Pokoknya saya lihat bagus, ambil deh. Saya lebih demen sama yang ini daripada yang cymbyformis yang jabrik-jabrik itu. Sebenernya pengen cari cooperi yang agak transparan juga, tapi nggak nemu. Ya udah, ambil pot ini aja. Kenapa saya ambil pot ini, padahal pot berisi H. turgida-nya nggak cuma ini? Jawabannya adalah, lihat foto, di salah satu sisi potnya, ada tanaman lain yang numpang hidup. Entah apa, mungkin Echeveria. Entah gimana dia ada di situ, yang jelas nanti kalo dia udah agak besar, bisa dipindah ke pot lain juga. Beli satu dapat dua. Hehehehe. Si Haworthia ini saya kasih nama panggilan Thia, sementara tanaman kecil di sampingnya, ntar aja deh dikasih namanya, kalo udah gede :p

Nana yang berdaun gemuk dibilang mirip pisang, sayang nggak dapet varian yang kuning

Yang kedua, sukulen dengan daun gemuk mirip pisang (kata Pijar). Awalnya saya kesulitan mencari nama tanaman ini, karena penjualnya pun nggak tahu. Cuma bilang 'ini jenis sukulen'. Dalam hati saya bilang "Ya iyalah, tokonya aja spesialis kaktus dan sukulen". Sialnya hampir semua stand yang jual tanaman sukulen bilang kayak gitu ketika calon pembeli bertanya 'tanaman apa ini?'. Dan beberapa konsumen tidak puas dengan jawaban itu, termasuk saya. Akhirnya berkat searching tanpa kenal lelah (yaiyalah, masa searching doang capek), saya nemu nama tanaman ini. Namanya adalah Pachyphytum compactum. Namanya berasal dari bahasa Yunani kuno pachys (tebal) dan phyton (tanaman) yang secara harfiah berarti 'tanaman tebal' mengacu pada daunnya. Penamaan yang pas, bukan? Karena dibilang mirip sama pisang (banana), saya panggil dia Nana :D

Almy yang mirip pohon palem kecil berdaun merah marun, tapi nggak berbuah

Nah, ini yang ketiga. Setelah kunjungan pertama ke pameran flona, saya kan jadi sering browsing ke situs taneman hias, trus udah nemu tanaman ini di situs ini dan naksir. Cuma lupa namanya. Dan ketika sudah hampir selesai berkeliling dan sudah hampir pulang, eh ngeliat tanaman ini di salah satu stand. Tanya harga ke penjaganya, katanya goceng doang. Woooo... Langsung samber deh. Aeonium arboreum var. atropurpureum nama lengkapnya. Merah marun warna daunnya. Lima ribu rupiah harganya. Nangkring di teras saya sekarang adanya. Hahaha. Oiya, karena mirip dengan tanaman bangsa palem-paleman, saya kasih nama dia Almy (diambil dari kata 'palmy'/kepalem-paleman;english ngaco :p )

Nggak cuma saya yang ngeborong taneman hias ahad kemarin. Mas Halim juga. Nggak tanggung-tanggung, langsung beli 8 pot. 6 maca kaktus, dan 2 macam sukulen lainnya. Nggak main-main. Hahaha. Nih penampakan belanjaan Mas Halim :

Formasi total puya saya & Mas Halim :


Ditambah Aloe vera punya Pijar :


Kosan kami (lantai 2) jadi lebih berwarna-warni, mengingatkan pada Zen's Garden dalam game Plants vs Zombies, hanya saja tanemannya nggak ngeluarin koin :D


Komentar