Meine Doppelgänger; Is It Real?

I just want to post something different. Beberapa postingan terakhir cenderung renungan atau agamis mulu, dan kali ini saya lagi capek merengung. Kebetulan keinget tentang hal ini, jadi tak posting aja.
Doppelgänger, atau dopplegaenger, adalah sebuah fenomena misterius, penampakan yang berwujud sesosok orang yang masih hidup, entah dilihat oleh kerabat (kalau dilihat oleh orang yang tidak dikenal, tentu dia tidak tahu siapa itu, bodo amat mau kembaran, hantu atau apa) atau orang itu sendiri (yang belakangan, katanya merupakan pertanda dia akan meninggal).
Mungkin beberapa dari kita pernah mengalaminya, namun hal ini nampaknya tidak pernah terlalu dipikirkan oleh yang mengalaminya. Jujur saja, budaya kita (kebanyakan orang Indonesia) lah yang membuat hal ini terkesan remeh. Kebanyakan dari kita cenderung mempercayai & dan meyakini hal-hal ghaib, maka fenomena ini dianggap tidak aneh. Tidak lebih aneh dari penampakan jin atau sebangsanya, yang mengambil rupa seseorang yang masih hidup. Sementara di dunia barat, hal semacam ini diteliti benar-benar, mungkin karena kebanyakan dari mereka tidak meyakini, atau setidaknya skeptis terhadap hal-hal ghaib. Dan dalam beberapa kasus, menimpa orang terkenal.
Berikut kisah-kisah doppelgaenger yang pernah saya dengar dan ketahui, yang terkait dengan orang-orang yang saya kenal :

- entah kapan kisah ini mulai diceritakan oleh mama saya. seingat saya, ini terjadi sekitar jaman saya SD atau SMP. Krtika itu, ayah saya (seorang guru) seringkali mengikuti program penataran guru (sekarang, mungkin istilahnya workshop atau training apalah, u know what i mean). Nah, acaranya tuh kebanyakan di luar kota selama beberapa hari. Jadi, di rumah pasti sepi, tanpa ada pria dewasa. Uniknya, seringkali tetangga mengaku melihat sosok ayah saya, keluar malam-malam, hanya mengenakan celana pendek dan kaos kutang, duduk-duduk di bangku halaman. Dan tentu saja, ketika mereka bercerita ke anggota keluarga di rumah, mereka berkata bahwa ayah sedang tidak di rumah.
Ini jelas bukan ayah saya, dan kecil kemungkinan ada orang lain yang berlagak seperti itu. Dan kalaupun itu orang lain yang berlagak seperti itu, mereka kemungkinan besar akan mengenali bahwa itu bukan ayah saya (namanya juga tetangga, hafal dong kebiasaan tetangganya). So who (or what) the hell did they see? hahahaha

- yang ini ketika saya SMP, sedang ada acara LDK, nginep di sekolah. Waktu itu udah sore, saya dan Momon, teman saya, sedang akan menyalakan kran air di dekat sumur belakang sekolah, supaya nanti air di tempat wudhu mushola nggak sampe habis gitu. Nah, tempat kran air itu, di terletak di sebelah kantin, ada di belakang deretan kelas, dan ada pohon gede yang buahnya merah-merah berjatuhan gitu (menambah unsur mistis). Pas jalan ke kran, kami melihat Mbak As (penjual di kantin sekolah) masuk ke kantin, nggak tau ngapain. Saya langsung aja ke kran air, sementara teman saya nungguin di belakang. Posisinya, saya di samping kantin, nggak bisa ngelihat ke pintu kantin, dan Momon agak ke belakang saya, masih di depan kantin gitu-dengan kata lain, bisa ngeliat ke arah kantin. Karena bingung muter kran tersebut ke arah kiri atau kanan, saya akhirnya berkata ke Momon, 'ayo tanya ke Mbak As aja' sambil jalan ke kantin. Dan ketika masuk ke kantin, 'Mbak As, muterin kran....' pertanyaan kami terhenti. Kantin kosong, nggak ada orang.
Kalau Mbak As keluar, pasti Momon udah ngeliat, soalnya posisi dia di depan kantin. Nggak mungkin mbak As keluar lewat pintu lain, soalnya cuma ada satu pintu di kantin itu. Dan gak mungkin juga Mbak As keselip di antara barang-barang di kantin, soalnya orangnya lumayan gede, dan kalaupun keselip, ah gak mungkin keselip pokoknya. Mungkin Mbak As ada di dalam, entah di mana, dan nggak denger panggilan kami? Nggak mungkin, karena suasananya sepi banget, bisik-bisik aja pasti kedengeran. Masih ada kemungkinan Mbak As sembunyi di mana, dan menggoda kami dengan tidak menjawab panggilan kami. Tapi kayaknya Mbak As nggak seiseng itu deh...Then what the hell did we see just before??? Kami berdua langsung berbalik badan, bertanya-tanya dan menahan diri untuk tidak membahasnya.

- Yang terakhir, terjadi ketika saya masih kuliah di Jakarta. Ketika itu orangtua saya menelepon dan mendapat cerita dari salah seorang Pakde saya (kakak dari mamayang tinggal di Ketindan,dekat kebun teh Wonosari) bahwa Bude (istrinya Pakde) mengatakan bahwa beliau melihat saya, lewat di jalan depan rumah mereka, mengendarai motor warna hitam, saling menyapa dengan bude, namun mengatakan bahwa tidak sempat mampir ketika bude menyuruh 'saya' mampir. Kalau yang ini jelas nggak mungkin. Pertama, saya lagi di Jakarta. Kedua, saya nggak bisa mengendarai motor. Ketiga, kayaknya bude nggak mungkin salah mengenali orang deh, soalnya ceritanya Bude menyapa dan memanggil nama saya, dan 'saya' itu pun menoleh dan menjawab. Hmmm, lalu siapakah itu?

Well, begitulah kisah terkait dopplegaenger yang pernah saya alami. Tidak usah disimak terlalu serius, ini sama umumnya dengan cerita penampakan yang lain. Barangkali para pembaca ada yang pernah mengalami kejadian serupa?
Obama's Doppelgaenger :) lol


Komentar