Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Perayaan Tahun Baru - Sebuah Bencana Aqidah

Assalamu'alaikum pembaca. Langsung aja ya, males basa-basi nih. Mungkin dari judul postingan ini, sebagian pembaca udah menyeringitkan alis. Mungkin ada yang menganggap saya sok suci, sok alim, ato sok-sok lainnya selain Sok'imah tentunya. Mungkin ada yang menganggap, ah, apa salahnya merayakan even setahun sekali. Atau menfanggap saya ketinggalan jaman karena nggak mau ikut-ikutan merayakan tahun baru. Atau apapun, terserah. Yang jelas, memang postingan ini adalah postingan dakwah, jadi kalau ada pembaca yang merasa di KTP-nya tidak ada tulisan 'Islam' di kolom agama, ya boleh aja kok meninggalkan laman ini. Kalau yang merasa Islam, insya Allah ada baiknya membaca tulisan ini sampai selesai. Jadi kali ini saya mau ngebahas tentang kontroversi perayaan tahun baru masehi di kalangan umat Islam (dari judul juga udah jelas kan?) Oke lanjuut. Kita sepakat bahwa dalam ajaran Islam, gak ada namanya perayaan tahun baru masehi. Tahun baru Islam, karena menggunakan kalender Hijr

Takutlah (Hanya) Kepada Allah

Coba Anda keluar rumah (setelah membaca tulisan ini tentunya), lalu lihat ke kubah langit yang megah tanpa tiang itu, dan juga segala hal di balik birunya yang menyejukkan mata (kecuali kalau sedang mendung, atau malam hari). Oke, sekarang kan malam hari, jadi mari kita sejenak melihat langit malam. Bintang, bulan, dan benda-benda langit lainnya yang hanya memberkaskan seikit cahayanya untuk kita. Lihat pula bentangan bumi yang luas ini. Datarannya, gunungnya, lembahnya, sungainya, dan samudranya, beserta seluruh kehidupan di atasnya. Semua terpelihara sempurna. Pernahkah Anda renungkan semua itu? Siapakah yang menciptakannya? Siapa pula yang memeliharanya? Tentulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang melakukan itu semua, yang menciptakan dan memelihara jagad raya ini dengan penuh perhitungan dan dengan segala kesempurnaan mereka (sempurna dilihat dari perspektif makhluk, yakni sempurna penciptaan dan perhitungannya). Subhanallah, betapa Maha Besar nya Allah SWT itu ya... Kalau lagi ng

Hujan Lagi, Hujan Lagi

Hujan jangan diumpat karena dia adalah rahmat. Bayangkan kalau tak hujan, petani gagal produksi pangan. Kalau hujan lama tak turun, tanaman meranggas banyak kehilangan daun. Lagi pergi tiba tiba hujan deras, nggak bisa pulang emosi jadi memanas. Salah sendiri, nggak mempersiapkan diri. Pepatah bilang sedia payung sebelum hujan, atau boleh juga bawa jas hujan. Hujan deras bikin jalanan macet, siapa suruh nyampah di kali sampai airnya mampet. Hujan deras longsorkan tebing, jeritan korban terdengar sayup-sayup, tanyakan pada yang memangkas bukit dan gunung sampai tak ada lagi pohon yang hidup. Hujan adalah rahmat, diturunkan dari langit dengan perhitungan yang maha-cermat. Matahari panaskan samudra, membentuk awan yang siap mengembara. Awan berkelana ke penjuru dunia, siap turunkan hujan di mana saja. Coba kita sedikit mengaji. buka Al-Qur'an lalu baca dan resapi. . . "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menur

Nggak Ada Yang Namanya Bad Day

Mengingat beberapa hari ke belakang, mendapatkan info yang bisa dibilang kurang menyenangkan. Terkait masalah magang dan penempatan yang bisa jadi tertunda sampai februari tahun depan. Masih tanpa ada penjelasan yang memadai ataupun solusi pasti. Sempat misuh-misuh di dunia maya, namun belakangan saya hapus pisuhan tersebut ketika tersadar bahwa kata 'janc**' tak akan memperbaiki keadaan. Kejutan dalam kehidupan, itu biasa. Tak mendapatkan hal yang diinginkan, pun wajar. Mendapatkan hal yang tak terduga, sangat lumrah. Itulah hidup. Ada skenario yang kita tidak tahu, kita hanya memainkan peranan kita tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Berusaha menjalani sebaik-baiknya, atau dengan biasa-biasa pun tak apa, itu terserah Anda. Hadapi masalah dengan kepala dingin, walau lebih sering kepala pening dibuatnya. Itulah hidup, kalau tak mau dapat masalah, jangan hidup, tapi Anda sudah terlanjur ada di dunia. Ingin mengakhiri hidup begitu saja? Itu cengeng namanya, belum lagi p

Mengutip Khotbah (Beberapa Pekan Lalu)

Sedikit mengutip kata-kata dari sebuah khobah Jumat, pada suatu hari yang menggenapkan usia saya menjadi 21 tahun secara matematis. "Kita lahir dalam keadaan suci tanpa dosa, maka mengapa kita tidak berusaha untuk mengakhiri hidu kita juga dalam keadaan yang suci?" kurang lebih seperti itulah, saya lupa persisnya (dan khotbah lengkapnya). Mission impossible , mungkin itu yang Anda pikirkan ketika mendengar (lebih tepatnya, membaca) kalimat di atas. Bagaimana tidak, kita hanyalah manusia-manusia biasa yang penuh dosa. Hamba-hamba yan penuh khilaf. Bagaimana kita bisa jadi manusia yang seperti itu sementara kita bukanlah seorang Nabi yang maksum (terjaga dari sifat dosa)? Ditambah lagi, kita tak tahu kapan ajal akan tiba. Jangankan tahu, ingat saja, sebagian besar dari kita juga enggak. Kebanyakan manusia emang ogah kalo diajak ngomongin kematian, apalagi ngomongin yang setelah kematian nanti. Oke, saya tahu perasaan Anda. Mana mungkin kita jadi manusia sempurna yang mati dalam

Pemberkasan; Berakit-rakit Dahulu, Bermagang-magang Kemudian

Alhamdulillah, akhirnya setelah menempuh 3 tahun pendidikan DIII spesialisasi kepabeanan dan Cukai di STAN, saya dan kawan-kawan dinyatakan lulus (dalam yudisium 30 September silam). Status geje; mahasiswa sudah bukan, pegawai masih belum. Maka diperlukan suatu ritual lagi bagi kami untuk memulai langkah perjuangan menjadi pegawai. Pemberkasan. Saya sendiri gak tau pasti apa definisi resmi dari pemberkasan ini, yang jelas, kami disuruh mengumpulkan berkas-berkas untuk memenuhi (sebagian) persyaratan sebelum menjadi PNS (atau lebih tepatnya, CCPNS). Ada jeda (libur, katakanlah) selama sekitar sepekan untuk mengurus berkas-berkas yang belum selesai (mengingat surat keterangan sehat-bebas narkoba sudah diurus saat libur setelah ujian kompre-sebelum yudisium). Apa saja berkas yang dibutuhkan? Anda bisa lihat di sini , saya males jelasinnya satu-satu. Dan perburuan berkas pun dimulai. Intinya, selama beberapa hari, saya sempet keteteran ngurusin pemberkasan. Maklum, meski yang diurus seb

3 Ciri (Yang Seharusnya Ada Pada) Orang Muslim

Dapat sedikit ilmu dari khotbah Jumat siang tadi. tentang 3 ciri kaum muslim, yang seharusnya ada pada diri kita, namun seringkali kita lupakan, sehingga membuat citra muslimin menjadi jatuh. Jangankan untuk membuat lawan-lawan Islam menjadi berbalik mengagumi dan memeluk Islam, bahkan orang Islam sendiri pun seringkali tampak ogah dengan segala sesuatu yang berbau Islam. Berikut poin-poin yang saya dapat dari khotbah Jumat tadi : - bersegera dalam menaati Alah dan Rasulnya - bersegera meninggalkan kemaksiatan - membalas dengan kebaikan bahkan terhadap orang yang memperlakukannya dengan buruk Ciri-ciri tadi, jika benar-benar diterapkan pada muslimin, maka insyaAllah, akan membuat umat muslim sendiri bangga dengan identitas keislamannya. Dan bahkan, orang-orang yang saat ini memusuhi Islam pun bisa jadi jatuh hati dan berhijrah ke Islam. InsyaAllah Dan sebagai muslim, apa lagi tugas kita kalau bukan menggu orang lain, tanpa menunggu hari lain, mari kita lakukan. *maaf, belum sempet p

Sometime, Life Seems So Harsh

Gambar
Suatu sore yang cerah, ketika saya sedang menikmati birunya langit sore Jakarta, saya menemukan (lebih tepatnya, baru menyadari) suatu pemandangan yang unik di sebuah rumah di dekat kos-kosan saya. Tepatnya pada salah satu dinding rumah tersebut, yang berada persis di bawah genteng. Ada sesuatu yang tidak lazim di sana. Bisa Anda lihat? Apakah kurang jelas? Ya iyalah, gambar pecah hasil zooming begitu, pasti kamera murahan, mungkin begitu pikir Anda. Maaf, memang kamera HP saya nggak bagus-bagus amat sih. . . Oke, saya jelasin. Itu adalah gambar sebatang beringin yang sebatang kara (dalam arti sesungguhnya) yang tumbuh di dinding tersebut. Entah sejak kapan dia ada di sana (saya aja baru nyadar...padahal sudah hampir 2 tahun kos di sini). Entah bagaimana dia bisa ada di sana. yang jelas beringin kecil itu tumbuh, hidup, daun-daunnya pun masih hijau. Mungkin, biji beringin itu tercampur dalam adukan semen yang akhirnya menjadi tembok rumah ini, atau mungkin biji tersebut terbawa oleh

Evaluasi Pasca-Ramadhan

Assalamu'alaikum Ehm, sebelumnya saya minta maaf soalnya sempet lamaaa banget gak nulis lagi. Terhitung terakhir kali nulis, tanggal 11 Agusus, dan baru nulis lagi tanggal 10 September (itu pun baru posting hari ini). Maklum, tanggal merah, lebaran :p Sebenarnya, malu juga sih, kenapa ketika Ramadhan usai, kok malah produktivitasnya (terutama dalam hal menulis) menurun drastis. Entah karena di rumah jarang online , atau karena sebab-sebab lain, apapun alasannya, ini adalah hal yang nggak bisa diterima. Dan nggak cuma berlaku untuk hal ini, tapi juga hal-hal lain. Pas Ramadhan, masjid penuh dalam 5 kali waktu sholat wajib. Setelah Ramadhan? Jama'ah kembali menyusut ke jumlah semula. Seolah-olah, saat Ramadhan tuh banyak 'pendatang baru' di Masjid, tapi khusus Ramadhan. Setelah Ramadhan, banyak yang ogah berjama'ah di masjid. Jangankan setelah Ramadhan, di pekan terakhir Ramadhan yang seharusnya ibadah lebih ditingkatkan pun biasanya masjid sudah mulai ditinggalkan ja

Hal yang Paling . . . di Dunia

Gambar
Yang paling dekat dengan kita di dunia ini adalah maut Yang paling jauh dengan kita di dunia ini adalah masa lalu Yang paling besar di dunia ini adalah hawa nafsu Yang paling berat bagi kita di dunia ini adalah menjaga amanah Yang paling ringan bagi kita di dunia ini adalah meninggalkan sholat Yang paling tajam di dunia ini adalah lidah manusia *dari Imam Ghazali, pertanyaan kepada murid-muridnya tentang beberapa hal yang paling 'wah' di dunia ini. Didengarkan oleh penulis saat ceramah dzuhur Rabu kemarin, di Masjid Pusdiklat Bea dan Cukai. **sepertinya penulis tidak perlu memberikan keterangan tambahan bagi pembaca sekalian, kan? Sepertinya sudah cukup jelas untuk kita renungkan bersama. . .

Khatam Al-Qur'an dalam Sebulan? Biiiisaaaa. . .

Suatu hari di awal Ramadhan ini, saya mendapat SMS dari teman-teman, isinya adalah ajakan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sebulan, terutama pas Ramadhan ini. Kurang lebih begini tipsnya: Al-Qur'an terdiri atas 30 Juz . Dalam sebulan, ada 30 hari. Jadi satu hari usahakan membaca 1 juz. Pada mushaf kita, rata-rata 1 Juz terdiri dari 10 lembar (tergantung cetakannya sih). Dalam sehari, kita melaksanakan sholat 5 waktu. Jadi kalau 1 Juz yang 10 lembar tadi dibaca setiap habis sholat, maka jadinya adalah 2 lembar/4 halaman setiap kali waktu sholat. Sedikit kan? Yang bikin berat memang hanya rasa malas kok. Coba deh dimulai, insya Allah bia. Tapi kan, kalau Ramadhan gini emang kegiatan nggak terlalu banyak, lha kalau hari-hari biasa yang super sibuk? , begitu mungkin pikir Anda. Sebuah tips dari seorang senior di kampus, kalaulah misalnya kita melewatkan 1 waktu sholat tanpa sempat membaca Al-Qur'an, karena kesibukan misalnya, maka 'jatah' yang tidak terambil tadi h

Siapa Yang Sebenarnya Tertipu?

Allah SWT berfirman : (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya." (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Al Anfaal ayat 49). Membaca ayat ini jadi teringat akan kata-kata orang-orang atheis di sebuah forum diskusi di internet (lupa forumnya apaan). Dengan sombongnya mereka berkata, 'Jangan mau ditipu agama', 'agama itu cuma omong kosong', 'agama itu membatasi kehidupan kita' dan omongan ngawur sebangsanya yang intinya mencacimaki dan merendahkan orang-orang beragama (Islam khususnya). Ah, andaikan mereka tahu dan sadar bahwasanya merekalah yang ditipu oleh setan dan antek-anteknya . . . . "Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya." (QS Ath Thuur

Mumpung Masih Ketemu . . .

Alhamdulillah, Allah SWT masih memperkenankan kita untuk bertemu dengan bulan nan mulia ini. Kita bertemu lagi dengan Ramadhan. Subhanallah, sudah berapa banyak Ramadhan yang kita alami sampai saat ini? Mungkin masih ingat, pencapaian apa saja yang berhasil diraih pada Ramadhan yang lalu?

Memaknai Kalimat Tauhid

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Oke, ini ending dari 4 edisi khotbah selama PKL di KPPBC Malang. Langsung saja, inilah ringkasan dari khotbah pekan pertama PKL, 24 Juni 2011. Tentang keimanan juga, sedikit banyak nyambung sama khotbah pekan kedua (posting sebelum ini ). ----------------------------------------------------------------------------------------- * Konsekuensi kalimat tauhid 'Laa illaha ilallah' : - menolak adanya sesembahan selain Allah SWT --> tak ada berhala-berhala yang menandingi Allah SWT, menjauhi segala pengagungan berlebihan dan pengkultusan terhadap makhluk - mencintai Allah SWT lebih dari segala hal lain --> layaknya orang yang jatuh cinta, lakukan yang terbaik untuk yang dicintai. Tak ada yang lebih penting selain mencari ridho Allah SWT dan hal-hal yang membuat Allah senang jika kita melakukannya - memilih yang haq dan meninggalkan yang batil --> karena yang haq akan mendekatkan diri kita kepada Allah, sedangkan yang bati

Secuil Ilmu Tentang Iman

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Kali ini posting dari catatan khotbah Jumat tanggal 1 Juli 2011 kemarin (pekan kedua PKL di KPPBC Malang) Khotbah Jumat kali ini mengenai aqidah dan keimanan. Tapi maaf, karena keterbatasan saya, cuma sempet mencatat beberapa poin saja, maklum yang diomongin buanyak buanget. * Kita pasti pernah mendengar kalimat berikut ini : "iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan" --> jadi tidak benar kalau ada orang yang mengaku beriman, tanpa menjalankan ibadah dengan alasan "iman itu kan yang penting yakin" (yakin doang tanpa ada realisasi? Nol besar tauuu... ) * Allah SWT berfirman : "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" ( QS Al Baqarah ayat 21) --> perintah langsung dari Allah agar kita menyembah-Nya agar menjadi orang yang bertaqwa * Dalam khotbah tadi, disebutkan bahwa 4 hal yang p

Oh Negeriku. . .

Menepati janji saya untuk memposting ringkasan khotbah Jumat selama PKL di Malang, kali ini adalah khotbah dari Jumat ketiga yang akan saya posting (8 Juli 2011). Tema yang dibahas adalah rusaknya negeri ini adalah karena rusaknya para pemimpin negeri. Khotbah yang sangat menohok, menurut saya. Karena sebagian dari yang mendengar khotbahnya adalah para pejabat pemerintah dari salah satu instansi yang memiliki citra negatif di masa lalunya (sekarang? kurang tahu ya :p sepertinya sih sudah lebih baik). Khotbah dibuka dengan suatu ajakan untuk menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala ayang dilarang oleh-Nya, yang terutama diwujudkan dalam pengelolaan negeri ini. Karena jika tidak, maka jangan harap negeri ini akan menjadi negeri yang barokah, aman dan sentosa, meski sering digembor-gemborkan sebagai tanah yang gemah ripah loh jinawi. Allah SWT berfirman " Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah m

Nikmat Senikmat-nikmatnya

Hayooo . . . apa yang ada di pikiran Pembaca sekalian pas ngebaca judul di atas? Pasti pada mikir yang enak-enak kan? Makanan enak? Tubuh sehat? Rejeki lancar? Profesi yang dimimpikan? Pasangan hidup yang soleh/solehah? Keluarga bahagia? Atau apapun yang ada di pikiran Anda? Terserah deh mau mikir apa, saya cuma mau ngebahas suatu nikmat, yang bener-bener begitu iiiiiindah banget, tapi banyak orang yang melupakannya. Apa coba? Silahkan tebak. Yaak, Anda di sana, yang lagi ngebaca blog ini, menjawab dengan benar. Hadiahnya adalah secuil ilmu yang semoga bisa membawa kita ke arah yang lebih baik. Mau tau? Mau tau beneran nih? Yaudah terusin aja bacanya. Nikmat iman dan Islam, yang saya maksud di sini, Saudara-saudaraku sekalian. Hayo ngaku, seberapa ingatkah Anda, bahwa keimanan ini adalah suatu nikmat yang tak terkira? Jangan disangka label "Islam" yang tertera di KTP kita hanya sebagai warisan orangtua, yang dimaknai apa adanya, dijalani apa adanya, tanpa perenungan lebih lan

It's just an excuse . . .

Mohon maaf kalau selama ini saya jaraaang banget, nyaris nggak pernah posting, karena terhitung sejak 20 Juni hingga 15 Juli yang lalu, saya disibukkan dengan kegiatan PKL. Yah, meski sekilas terlihat hanya ikut nimbrung di kantor, ternyata nggak santai-santai amat, dan nggak sempet online setiap saat (apalagi posting). Padahal sebenarnya banyaaaak sekali yang bisa dituliskan selama PKL. Jadi, tunggu ya, nanti kalau ada waktu luang, akan saya post satu-persatu. Soalnya sekarang ini juga lagi nyicil laporan PKL-nya. Doakan saja Laporan PKL saya cepet kelar, biar bisa cepet blogging lagi...

I've Just Heard This Quote . . .

Suatu sore, saya mendengar kalimat ini "Tuhan sudah memperlihatkan pada kita 2 jalan; yang ini jalan ke neraka, yang itu jalan ke surga. Kita diberi pilihan, terserah yang mana. Kita nggak dipaksa kok." Kalimat yang singkat, padat dan bermakna, bagi saya. Nggak usah mikirin ruwet-ruwet lah kalau mau ke surga. Tinggal ikutin aja 'jalan ke surga' seperti apa yang ditunjukan oleh Allah. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah Tuhanku dan Tuhanmu maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus" (QS Ali Imran 51) . Dan masih pada surah yang sama, Allah berfirman : "Dan barang siapa yang berpegang teguh dengan (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus" (QS Ali Imron 101) . Sebaliknya, kalau kita mau mengikuti petunjuk-petunjuk ke neraka (kan biasanya, yang dilarang agama adalah yang enak-enak menurut manusia) ya silahkan saja, terserah. Tapi ya inget aja, ujung dari jalan ini adalah neraka. Sekali lagi, kita nggak d

Matarmaja (dan Kereta Ekonomi Jarak Jauh Lainnya); Hanya Untuk Orang-orang Terpilih

Gambar
Bagi para pelanggan setia Matarmaja dan kereta ekonomi jarak jauh lainnya, pernahkan Anda merasa iri dengan orang-orang yang bisa pulang kampung (atau balik ke kota) dengan moda transportasi yang lebih baik dari Anda? Katakanlah, pengguna setia bus malam, kereta eksekutif/bisnis, atau pesawat terbang? Mungkin Anda berpikir bahwa mereka lebih baik dari Anda, namun tak pernahkah Anda berpikir bahwa KITA (bukan cuma Anda yang setia dengan kereta ekonomi jarak jauh, saya juga lho *shakehand) lah yang lebih baik daripada mereka??? Tahukah Anda, bahwa kita adalah orang-orang yang begitu santai dan hidupnya tidak dikejar-kejar waktu dan deadline meeting atau urusan ini itu? Mereka-mereka yang harus pulang kampung dengan pesawat terbang sejatinya cukup menderita juga. Mereka naik pesawat terbang karena dikejar waktu, keburu ini lah, kesusu itu lah. Sedangkan kita? Gujes gujes tuuuut tuuut . . . . dengan santainya menikmati setiap kilometer yang dilalui, menikmati pemandangan sawah, sungai, jur

Matarmaja; Sering Panas, Kadang Juga Dingin

Kalau kereta eksekutif ada AC-nya, kereta bisnis ada kipas anginnya, maka Matarmaja punya AJ (angin jendela). Well, sebagian orang ogah naik Matarmaja (dan kereta ekonomi lainnya) dengan alasan gerah dan panas. Tentu saja panas, lha wong Jakarta. Nggak ada AC, kipas angin pun, keknya gak selalu berfungsi (kadang nyala, kadang nggak; dan berbeda kelas dengan kipas angin kereta bisnis). Untungnya, para pedagang asongan selalu saja membawa barang-barang sesuai kebutuhan di dalam kereta api, salah satunya adalah kipas (terbuat dari anyaman bambu, harganya seeribu rupiah saja; kalau mau murah lagi, beli aja koran bekas yang biasanya dijual untuk alas duduk/tidur di bawah bagi kaum tak berkursi, cuma gopek dan multifungsi; mau lebih murah lagi? Bawa aja sendiri sebelum naik kereta, gitu aja kok repooot ! ). Panasnya Jakarta emang sudah rahasia umum, apalagi Anda berada dalam suatu ruangan yang terbuat dari logam dengan ventilasi yang kurang memadai (baca:gerbong) dan ada lebih dari seratus o

Bedanya Apaaaa????

Gambar
Di Stasiun Bandung, ada plang di peron tulisannya demikian . . . Kaga jelas? Nih lebih jelas . . . Bukannya saya sok pinter, tapi juga bukannya nggak nggak ngerti english samasekali. . . Tapi kenapa ditulis dua kali dengan bahasa inggris, dan berbeda penulisan? North exit, lalu ada juga North gate South exit, tapi ditulis juga South gate Saya cuma penasaran aja sih, kenapa didobel yang penulisan bahasa inggrisnya? Ada yang bisa bantu???

Di Atas Langit Bandung; Contrails atau Chemtrails?

Gambar
Kali ini saya membahas jejak-jejak asap di langit yang seringkali menimbulkan rasa ingin tahu bagi siapapun yang melihatnya. Pertama kali saya ngelihat hal ini, kalau nggak salah pas masih SD (atau SMP ya? Lupa). SMA gak pernah tau (atau gak pernah merhatiin ya? Lupa) . Kalau Bro Enigma membahasnya dari sudut pandang konspirasi, saya cuma ingin memamerkan beberapa contrails (semoga saja bukan chemtrails) yang kebetulan saya lihat di langit kota Bandung tadi pagi. Maaf kalau hasilnya jelek, maklum, kamera henpon (belum punya kamera pro sih). Mungkin ada pembaca yang bersedia meminjami saya kamera pro miliknya?? :D (ngarep) Let's check it out . . . Yang ini, sebut saja contrail 1, saya ngeliat emang ada pesawatnya . . . Kalo yang ini, sebut saja contrail 2, tau-tau aja ada, nggak sempet ngeliat sumber asapnya . . . Kalau yang ini, ada pesawat yang melintas, membentuk contrail baru (sebut saja contrail 3) yang menyilang contrail 2 tadi, dan terbentuklah simbol 'X' s

Man vs Nature

Gambar
Bikinan manusia cuma bisa merusak alam? Tapi kadang, hal-hal bikinan manusia juga bisa terlihat begitu sinkron dengan alam :) * inside Argo Parahyangan, Jakarta-Bandung

Cintai Produk Indonesia : Semoga Bukan Cuma Slogan

Gambar
Seringkali kita melihat tulisan semacam ini, di berbagai tempat dan kesempatan. Tapi apa nyatanya demikian? Sayangnya belum. Kebanyakan orang indonesia masih brand minded, lebih milih barang yang bermerk dan berharga mahal, padahal belum tentu produk lokal yang 'kurang bermerk' tuh kalah kualitasnya. Memang sih, banyak produk dalam negeri yang kualitasnya masih di bawah standar produk luar negeri yang kita pakai sehari-hari, tapi apa salahnya mulai mencoba memaksimalkan produk-produk dalam negeri. Memang sih, belum semua produk kebutuhan umat manusia sudah bisa diproduksi di dalam negeri, tapi setidaknya, kalau ada barang-barang produksi dalam negeri, kenapa nggak kita coba pakai? Sekedar contoh skala besar saja, beberapa SMK di Indonesia (contohnya SMK Singosari , alias SMK Mondoroko, kata orang pribumi) sudah mampu merakit mobil (beneran, bukan mobil mainan), kenapa para anggota DPR yang (ngakunya) terhormat, atau para pejabat dari berbagai instansi negeri ini nggak pesen ke

Belajarlah dari Kesalahan

anonymous -- "Sometimes, you didn't even realize your mistakes till it's been too late, and when it's been too late, it's another mistake". Maka belajarlah untuk menjadi peka terhadap apa-apa yang kita kerjakan. Ketika kita pikir itu benar, belum tentu memang benar. Bahkan ketika kita memang benar, belum tentu orang lain menangkap maksud kita dengan benar. Lakukan hal yang benar, dengan cara yang benar. Mustahil untuk tidak melakukan kesalahan, tapi jangan sampai Anda melakukan kesalahan dengan sengaja. Ketika Anda melakukan suatu kesalahan, bahkan meski itu bukanlah suatu kesengajaan, bukan hanya itu bisa menyakiti orang lain, itu juga bisa menurunkan nilai Anda di hadapan orang tersebut; apalagi jika itu merupakan suatu kesengajaan dan Anda samasekali tidak menunjukkan penyesalan dan meminta maaf, muke Lu jauh... Maka berhati-hatilah dalam berbuat. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan sepele yang seharusnya bisa dihindari, yang merugikan orang lain dan And

Kersen Hijau-Merah

Gambar
Saya pernah baca di sebuah situs berita tentang buah apel yang mengalami mutasi , sehingga memiliki warna setengah merah, dan setengah hijau, di mana pembagian warna itu tepat di tengah-tengahnya. Dan beberapa waktu lalu, saya sempat menemukan suatu kejadian serupa, pada buah ceri, atau kersen . Ini fotonya : Saya nggak tahu apakah ini hasil mutasi juga, atau hanya kematangan yang tidak merata karena sebab lain. Soalnya, setau saya, gak umum aja kematangan yang kayak gini. Sepanjang saya pernah tahu, biasanya kersen setengah matang tuh, warnanya mengalami perubahan yang merata. Dari ijo, terus muncul bintik-bintik merah, di seluruh permukaan, terus warnyanya jadi ijo agak kuning, terus mendekati oranye, baru jadi merah. Lha yang ini, satu sisi merah, sisi lain masih ijo (meski batas warna merah sama ijonya gak seekstrim apel tadi). Yang jelas, ketika dimakan, rasanya setengah-setangah. Bagian yang berwarna merah, sudah matang, empuk, manis dan berair. Sementara yang masih hijau, ma

Sombong? Nggak Banget Laaah . . .

Satu hal sederhana, yang sering kita remehkan, namun bisa membawa celaka pada kita. Yup, sifat sombong. Alias takabur. Dari Ibn Mas’ud, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Tidak akan masuk sorga, seseorang yang di dalam hatinya ada sebijih atom (dzarrah) dari sifat sombong”. Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw: “Sesungguhnya seseorang menyukai kalau pakainnya itu indah atau sandalnya juga baik”. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain” (HR Muslim) Manusia tidak berhak untuk sombong, karena memang tidak punya sesuatu apapun untuk disombongkan. Emang apa yang bisa disombongkan? Ilmu dan gelar master of this, master of that ? Kekayaan melimpah sampai-sampai mampu membeli pulau pribadi dan seluruh isisnya untuk kebutuhan tujuh turunan? Keturunan ningrat kerajaan masa lalu yang nama rajanya ada di buku sejarah? Ketampanan/kecantikan yang bikin tenar ma

Khotbah Jumat : Rajab Bulan Tepat Untuk Taubat

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian, Khotbah Jumat kali ini membahas tentang salah satu cara meraih keridhoan Allah SWT, yakni dengan bertaubat. Apalagi sekarang adalah bulan Rajab, momen yang pas untuk kita bertaubat. Bulan Romadhon adalah bulannya umat Nabi Muhammad SAW, sementara Sya'ban adalah bulannya Rasulullah SAW sendiri, maka Rajab ini adalah bulannya Allah Subhanahu Wata'ala. Maka, hendaknya kita tidak menodai bulan ini dengan perbuatan-perbuatan maksiat ataupun mendzholimi diri sendiri. Dalam satu riwayat, dikisahkan Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Uzair, "Wahai 'Uzair, jika engkau melakukan dosa kecil, maka janganlah melihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada Dzat yang engkau durhakai" . Ya, di hadapan Allah yang Maha Besar, sekecil apapun dosa yang kita lakukan, tetap saja itu adalah sebuah dosa yang bernilai besar. Di bulan ini kita dianjurkan memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT. Salah satu yang sering diajarkan adalah denga

I'm back

Saya kembali. Ya, cuma itu yang ingin saya sampaikan setelah selama liburan yang kurang lebih 2 pekan ini saya jarang posting (cuma sekali saja posting selama liburan kemarin ). Jangankan posting, online pun jarang. Maklum lah, pulang kampung mana bisa disamakan dengan di jakarta. saya pasti bakal dimarahin kalau di rumah kerjaannya online melulu. Di rumah adalah jatahnya bercengkrama dengan keluarga dan teman-teman. Jadi maaf saja kalau ada yang menunggu kisah-kisah dari si gundul. Maaf membuat Anda menunggu (emang ada yang menunggu? Ge-eR banget sih). Well, cukup sekian sajalah salam pembukanya. Semoga kedepannya nanti saya bisa lebih kreatif dan bisa bikin lebih banyak postingan yang bermanfaat untuk semua pembaca. . .

Baiti Jannati

Tak peduli kemanapun kau merantau, kau pasti akan tetap ingin kembali, sejauh apapun jarak yang akan kau tempuh Tak peduli seindah apapun tempatmu di tanah rantau, kau pasti akan tetap merindukan rumahmu, sesederhana apapun rumahmu itu Tak peduli sebawel apapun ibumu, kau akan tetap ingin mencium tangannya, karena kasih sayang dan kelezatan masakannya yang tak tertandingi Tak peduli segalak apapun ayahmu, kau pasti ingin memeluk erat dirinya, karena perhatian dan nasihat-nasihat bijaknya tak terkalahkan Tak peduli sejahil apapun kakakmu, kau akan tetap merindukannya, untuk sekedar berbagi cerita dan saling menjahili satu sama lain Tak peduli seberisik dan semanja apapun adik-adikmu, kau pasti ingin kembali dan menjahili mereka Tak peduli betapapun menyebalkannya tetangga-tetangga, kau pasti ingin pulang dan sekedar melewati rumah mereka, dan mereka akan menyapa 'apa kabar di sana' Tak peduli kemanapun kau merantau, kau pasti akan tetap ingin kembali, sejauh apapun jarak yang a

Khotbah Jumat : Berbakti Pada Kedua Orangtua

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Setelah absen cukup lama, akhirnya saya bisa kembali online dan posting lagi tentunya. Oke,langsung saja pada intinya. Khotbah Jumat kali ini, menyebutkan 2 dari 15 hal yang merupakan 'indikator' pantas atau tidaknya suatu negeri ditimpa bencana. Jika tanda-tanda ini muncul dan sudah membudaya, maka bisa dibilang negeri tersebut masuk kategori layak ditimpa bencana. Dalam khotbah ini, hanya diulas 2 hal saja, yakni : - ketika seorang lelaki lebih patuh pada istrinya daripada ibunya, dan bahkan menyakiti hati ibunya - ketika seseorang begitu loyal dan hormat pada teman-temannya, namun mendurhakai bapaknya Intinya sih sama, durhaka ke orangtua, yan kayaknya sudah mulai ngetren di negeri kita tercinta. Liat aja, berapa banyak berita anak ngebunuh ortunya gara-gara masalah sepele doang? Betapa pentingnya berbakti pada kedua orangtua dalam ajaran Islam, bahkan diriwayatkan bahwa Allah lebih ridho kepada seseorang yang berbakti kepada o

Selamat Ulang Tahun!!!!!!!

Kalau ada di antara kita yang ulang tahun, biasanya, rekan-rekan memberi ucapan 'selamat ulang tahun', doa semoga panjang umur de el el, kadang diiringi permintaan traktiran, serta kadang, keusilan yang terlampau jahil dengan maksud agar yang ulang tahun merasa hari itu begitu meriah dan pantas dikenang. kadang keusilannya di atas batas kewajaran. Mulai sebatas menyiram dengan air, menambahkan telur, bahkan kadang tepung juga. Hm, tinggal dikocok, terus digoreng, bisa jadi camilan tuh. Tentu saja, bagi Anda-anda yang sudah berpikir dewasa, nggak patut lah kiranya merayakan ulang tahun kawan dengan cara-cara norak semacam itu (saya juga pernah melakukannya kok, tapi sekarang sudah nggak). Mubadzir, mending dibikin kue aja. Tepung, telor, air, tambah gula mentega de el el, terus dimakan bareng-bareng. Eh, mulai ngelantur deh. Oke, kembali ke topik. Sadar nggak sih, kalau sebenarnya orang yang berulang tahun tuh (sebenarnya, kita semua juga sih), bukan bertambah umurnya, melainkan

Kita Makin Dekat (hanya sebuah renungan)

Setiap satu nafas kita hirup, kita mendekat kepada Sang Pemberi Nafas sebanyak satu hembusan nafas. . . Setiap jantung kita berdetak, maka kita akan mendekati Sang Pemberi Detak Jantung, sebanyak satu denyutan jantung. . . Setiap kali mata kita berkedip, maka semakin dekatlah kita, kepada Sang Pemberi Kedipan Mata, sedekat satu kedipan mata. . . Setiap detik yang kita lalui, setiap menit yang terlewati, setiap jam, setiap hari, setiap saat, akan selalu membawa kita makin dekat kepada Sang Pemberi Hidup. Maka, ketika kita sadar bahwa kita akan kembali kepada-Nya, akankah kita masih melewatkan sisa usia kita dengan kesia-siaan, dengan masih memperbanyak perbuatan dosa, dengan meremehkan ibadah-ibadah, atau dengan sombongnya berkata "ah, tobat ntar kalau sudah tua" ? Akankah kita melewatkan setiap kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk menambah amal ibadah kita, untuk mempersiapkan hari di mana raga tak lagi sanggup menopang jiwa, ketika nyawa akan dikembalikan kepada Sang Pem

Sepenggal Ilmu . . .

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Ceramah ini terdengar dari kosan saya, saat ada peringatan seorang ulama yang mendirikan madrasah di deket kosan. Saya nggak ngikutin adri awal, kebetulan baru sampai di kosan nih, ceramahnya udah dimulai. Jadi yang saya catat hanya sebagian. ------------------------------------------------------- *Peringatan haul semacam ini adalah sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita hidup di akhir zaman. Dimana salah satu dari tanda-tanda hari akhir adalah dicabutnya ilmu hikmah. Dalam suatu hadits disebutkan, "Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu dengan (menghilangkan) akan ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) hamba-hambaNya. Tetapi Allah Ta’ala menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim-ulama sehingga apabila tidak tertinggal satu orang alimpun, manusia akan menjadikan pemimpin-pemimpin dari orang-orang yang bodoh, maka tatkala mereka ditanya (tentang masalah agama), lalu mereka akan berfatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan men